lanjutan dari post sebelumnya
Sifat-sifat warganya yang heterogen , kompleks, hubungan sosial yang impersonal dan eksternal, serta personal segmentation, karena begitu banyaknya peranan dan jenis pekerjaan seseorang dalam kelompoknya sehingga seringkali orang tidak kenal satu sama lain, seolah-olah seseorang menjadi asing dalam lingkungannya.
STRUKTUR DAN FUNGSI EKOSISTEM
Struktur Ekosistem
Manusia sebagai mahluk sosial, tidak dapat hidup secara individu. selalu berkeinginan untuk tinggal bersama dengan individu-individu lainnya. Keinginan hidup bersama ini terutama berhubungan dalam aktivitas hidup pada lingkungannya. Manusia mempunyai kedudukan khusus terhadap lingkungannya dibandingkan dengan mahluk hidup lainnya, yaitu sebagai Khalifah atau pengelola diatas bumi.
Manusia dalam hidup berkelompok ada yang membentuk masyarakat, dan tidak setiap kelompok dapat disebut masyarakat, karena masyaakat mempunyai syarat-syarat tertentu sebagai ikatan kelompok. Masyarakat dapat diartikan sebagai kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat-istiadat tertentu yang bersifat kontinyu, dan terikat oleh suatu asa identitas bersama.
Dinamika masyarakat memberikan kesempatan kebudayaan untuk berkembang, sehingga dapat dikatakan bahwa tidak ada kebudayaan tanpa masyarakat, dan tidak ada masyarakat tanpa kebudayaan sebagai wadah pendukungnya.
Azas dan ciri ciri kehidupan berkelompok pada mahluk hidup, juga dijalani oleh manusia dalam bermasyarakat.
FUNGSI EKOSISTEM
Kebudayaan dapat diartikan dengan hal-hal yang bersangkutan dengan akal. Kebudayaan adalah keseluruhan dai kelakuan dan hasil kelakuan manusia, yang teratur oleh tata kelakuan yang harus didapatnya dengan belajar, yang semuanya tersusun dalam kehidupan masyarakat. Tidak ada kebudayaan tanpa masyarakat dan tidak ada masyarakat tanpa kebudayaan.
Kebudayaan adalah keseluruhan pola tingkah laku dan pola bertingkah laku, baik secara eksplisit maupun implisit, yang diperoleh dan diturunkan melalui simbol, yang akhirnya mampu membentuk sesuatu yang khas dari kelompok-kelompok manusia, termasuk perwujudannya dalam benda-benda materi.
Kebudayaan mencakup ruang lingkup yang luas, yang wujudnya dapat berupa kebudayaan hasil rasa atau sistem budaya (norma, adat istiadat), hasil cipta (fisik) dan konsep tingkah laku (sistem sosial).
Kebudayaan dimulai sejak adanya mahluk Homo Neanderthal (ras manusia yang sudah punah) kurang lebih 200.000 tahun yang lalu. Mahluk ini diperkirakan sudah mempunyai bahasa, dengan volume otak yang hampir sama dengan manusia. Kemudian muncul mahluk Homo Sapiens kurang lebih 80.000 tahun yang lalu. Dua unsur yang memungkinkan kebudayaan manusia bisa berevolusi adalah bahasa dan akal.
Perkembangan kebudayaan berkembang sangat lamban dimulai dari adanya mahluk Neanderthal hingga revolusi pertanian (10.000 tahun yang lalu), tetapi sejak revolusi industri (abad 18), kebudayaan berkembang dengan pesat. Lebih-lebih zeman sekarang (abad 20) yang ditandai dengan gencarnya inovasi teknologi, informasi serta peluang ekonomi yang tak terbayangkan sebelumnya, dan reformasi politik yang radikal dan berdampak global. Sehingga ada kecenderungan berbudaya gaya internasional. Perkembangan budaya ini dipengaruhi oleh alam pikiran yang menjadikan tahapan perkembangan dalam budaya mistis, ontologi, dan fungsional.
Begitu banyak unsur unsur budaya yang ada didunia ini, namun ada unsur unsur kebudayaan yang bersifat universal, yaitu tujuh unsur kebudayaan meliputi:
- Bahasa
- Sistem pengetahuan
- Organisasi sosial
- Sistem peralatan hidup dan teknologi
- Sistem mata pencaharian hidup
- Sistem religi
- Kesenian
Ketujuh unsur budaya ini terintegrasi sebagai satu kesatuan yang utuh dalam suatu masyarakat sebagai ciri dari suatu budaya melalui proses penyesuaian, sehingga memungkinkan unsur-unsur tersebut berfungsi secara seimbang. Dalam kehidupan masyarakat yang majemuk, integrasi sosial sebagai usaha menjalin hubungan yang serasi.
KOMUNITAS, POPULASI DAN SPESIES
Komunitas
Kota adalah salah satu habitat manusia yang merupakan lingkungan alam yang telah berubah drastis menjadi lingkungan buatan, untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Batasan kota bervariasi tergantung dari sudut pandang pengamat. Pola lokasi kota bervariasi karena banyak faktor-faktor yang mempengaruhi. Sedangkan untuk struktur ruang kota, ada tiga pola ruang kota yaitu Lingkaran konsentris, pola sektor dan pola inti ganda.
Memahami kehidupan dan lingkungan hidup kota tak ubahnya kita memahami jasad hidup, yaitu jasmani kota dan rohani kota. Jasmani kota ada yang berupa metabolisme kota, peredaran makanan atau darah kota, sistem syaraf kota, dan tulang-tulang struktur kota yang berupa infrastuktur.
Dari uraian-uraian diatas dapat diketahui ciri-ciri kota dan masyarakatnya, sebagai berikut:
- Kota mempunyai fungsi-fungsi khusus (satu kota bisa berbeda dan fungsi kota yang lain).
- Mata pencaharian penduduknya diluar agraris (non-agraris).
- Adanya spesialisasi pekerjaan warganya.
- Kepadatan penduduk relatif tinggi.
- Warganya relatif mobiliti.
- Tempat pemukiman yang tampak permanen.
Kota mempunya fungsi tertentu yang berbeda antara satu dengan kota yang lainnya. Perbedaan tersebut akan menghasilkan karakter tertentu pula bagi penduduknya. Terciptalah pula suatu masyarakat yang mempunyai ciri-ciri sosial budaya yang berbeda dengan masyaakat diluarnya antara satu kota dengan kota lainnya.
Populasi
Pengertian desa sebagai tempat pemukiman sangat beragam tergantung dari kacamata pengamatnya, bisa ditinjau dari aspek morfologi, aspek jumpah penduduk, aspek ekonomi dan aspek sosial budaya serta aspek hukum.
Masyarakat desa selalu dikonotasikan dengan ciri tradisional, kuatnya ikatan dengan alam, eratnya ikatan kelompok, gotong royong, dan paternalistik. Pada umumnya mata pencaharian penduduk di pedesaan adalah bercocok tanam atau bertani. Ada pekerjaan lain yang sepeti bertukang, kerajinan atau pekerjaan lain, tetapi pekerjaan ini merupakan pekerjaan sambilan sebagai pengisi waktu luang.
Pembagian kerja di desa relatif sederhana bila dibandingkan dengan kota. Struktur sosial di kota mengenal diferensiasi yang luas sedangkan di pedesaan relatif sederhana. Di pedesaan orang lebih menghayati hidupnya, terutama pada kelompok primer dan berorientasi pada tradisi, serta cenderung konservatif.
MANUSIA DAN LINGKUNGAN HIDUP
Kedudukan Manusia dalam Lingkungan Hidup dan Dinamika Populasi
Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, yang meliputi hubungan antara
masing-masing individu; antara kelompok maupun antara individu dengan kelompok.
Melihat interaksi manusia dapat dilihat dalam dua tingkat (kacamata), yaitu tingkat
hayati dan tingkat sosial atau budaya.
Interaksi sosial tidak akan terjadi bila tidak memenuhi dua syarat, yaitu:
- Adanya kontak sosial (social-contact).
- Adanya komunikasi (communications).
Dan menurut ahli-ahli sosial bentuk-bentuk interaksi sosial dapat berupa kerja sama (co-operation),
persaingan (competition), pertentangan atau pertikaian (conflict), dan dapat juga
berbentuk akomodasi (accommodation).
persaingan (competition), pertentangan atau pertikaian (conflict), dan dapat juga
berbentuk akomodasi (accommodation).
Menurut kacamata ahli ilmu alam, dasar proses interaksi manusia adalah kompetisi.
Kompetisi itu pada hakekatnya berlangsung dengan proses kerjasama yang spontan dan
tidak berencana, membentuk apa yang disebut koperasi yang kompetitif. Sebagai akibat
timbullah apa yang disebut relasi yang simbiotik. Relasi simbiotik itu dalam bentuk mutualisme, komensalisme, amensalisme, kompetisi,parasitisme.
Kompetisi itu pada hakekatnya berlangsung dengan proses kerjasama yang spontan dan
tidak berencana, membentuk apa yang disebut koperasi yang kompetitif. Sebagai akibat
timbullah apa yang disebut relasi yang simbiotik. Relasi simbiotik itu dalam bentuk mutualisme, komensalisme, amensalisme, kompetisi,parasitisme.
Interaksi pada makhluk hayati terjadi secara netral, untuk keseimbangan ekosistem itu
sendiri. Interaksi sosial pada manusia tidak terjadi secara netral, ada norma-norma moral
manusia. Dalam interaksinya dengan lingkungan cenderung antroposentrik, sehingga
membuka peluang manusia untuk bersifat eksploitatif terhadap lingkungannya. Tetapi
dengan memadukan sikap imanen dan transenden sebagai dasar moral dan tanggung
jawab dalam memanfaatkan alam sifat eksploitatif dapat lebih terkendali.
sendiri. Interaksi sosial pada manusia tidak terjadi secara netral, ada norma-norma moral
manusia. Dalam interaksinya dengan lingkungan cenderung antroposentrik, sehingga
membuka peluang manusia untuk bersifat eksploitatif terhadap lingkungannya. Tetapi
dengan memadukan sikap imanen dan transenden sebagai dasar moral dan tanggung
jawab dalam memanfaatkan alam sifat eksploitatif dapat lebih terkendali.
Lingkungan Hidup Buatan
Untuk memahami perilaku atau tingkah laku manusia dapat ditelusuri melalui persepsi
manusia terhadap lingkungannya. Persepsi adalah stimulus atau sesuatu yang dapat
memberikan rangsangan pada syaraf, yang ditangkap oleh panca indera serta diberi
interpretasi (arti) oleh sistem syaraf.
manusia terhadap lingkungannya. Persepsi adalah stimulus atau sesuatu yang dapat
memberikan rangsangan pada syaraf, yang ditangkap oleh panca indera serta diberi
interpretasi (arti) oleh sistem syaraf.
Dalam melihat persepsi ini ada dua pendekatan yaitu pendekatan konvensional dan
pendekatan ekologis dari Gibson.Usaha menjelaskan perilaku sebagai ungkapan persepsi dapat dilihat dari interaksi antara rangsangan (stimulus) terhadap reaksi (respons). Beberapa aliran hubungan Stimulus –Response antara manusia dengan lingkungannya, adalah: aliran determinisme;
interaksionisme; dan transaksionisme.
Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi persepsi seseorang terhadap
lingkungannya, adalah faktor obyek fisik dan faktor individu. Hasil interaksi individu
dengan obyek fisik menghasilkan persepsi individu tentang obyek tersebut.
lingkungannya, adalah faktor obyek fisik dan faktor individu. Hasil interaksi individu
dengan obyek fisik menghasilkan persepsi individu tentang obyek tersebut.
Sedangkan respon manusia terhadap lingkungannya bergantung pada bagaimana individu
mempersepsikan lingkungannya. Respon ini dapat dilihat dari gejala-gejala persepsi
mereka terhadap ruang sebagai lingkungan tempat tinggalnya, yaitu meliputi personal
space, privacy, territoriality, crowding dan density, peta mental, serta stress.
mempersepsikan lingkungannya. Respon ini dapat dilihat dari gejala-gejala persepsi
mereka terhadap ruang sebagai lingkungan tempat tinggalnya, yaitu meliputi personal
space, privacy, territoriality, crowding dan density, peta mental, serta stress.
hai awalsan, lama ga posting blog lagi
ReplyDelete